Kali ini aku akan bercerita saat mengikuti Jelajah Kampung Wisata Warungboto. Warungboto merupakan sebuah kelurahan yang terletak di Kecamatan Umbulharjo, Yogyakarta. Jelajah kali ini akan mengunjungi 8 tempat yang dimulai pukul 07.00-12.00 WIB dengan didahului daftar ulang dan pembukaan yang berada di halaman depan Gembira Loka Zoo.
Perjalanan ini dimulai dari Gembira Loka Zoo. Kami masuk dan melewati jembatan yang di bawahnya mengalir sungai gajah wong. Dari jembatan itu pula di sisi kiri terlihat sebuah batu besar yang sekitarnya ada bunga dan sesajian. Kami langsung mendekatinya dan setelah dijelaskan batu tersebut merupakan petilasan Gajah Wong yang memiliki sejarah bahwa dulunya sungai tersebut digunakan untuk memandikan gajah milik Sultan yang pada akhirnya hanyut disungai hingga ke laut selatan. Ketika penjelasan sudah cukup, kami lanjut untuk memasuki Zona Petting Zoo yang berisi keledai,domba,kelinci,rusa, dan masih banyak lagi. Selain berjalan, adapula fasilitas seperti kereta rel dengan rute lumayan panjang yang dapat mengelilingi zona ini. Perjalanan ini tidak membosankan karena selain mengedukasi, kita dapat memberi makan pada hewan-hewan tersebut dengan wortel dan kangkung yang sudah disiapkan oleh petugas.
Sebelum cuaca semakin panas kami melanjutkan perjalanan ke lokasi kedua. Kami keluar dari Gembira Loka melewati jalan raya yang saat itu jalanan masih belum terlalu ramai. Lokasi kedua yaitu tempat produksi tanaman. Lebih tepatnya yaitu para penjual berbagai macam tanaman yang berada di sekitar pinggir jalan yang telah di budidayakan secara pribadi.
Tibalah kita di lokasi yang ketiga yaitu di sebuah toko baju bernama Mbelinger's Jogja atau sering disebut Mbejo. Tepatnya toko ini berada di Jalan Kebun Raya No.43, Rejowinangun, Kotagede, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55171. Toko ini menjual berbagai macam cenderamata seperti batik, aksesoris, tas, topi dan masih banyak lagi. Namun salah satu yang menjadi ciri khas adalah kaos dengan desain kata bijak dalam bahasa Jawa dan terdapat desain keris di bagian belakang kaos. Tak perlu khawatir, harga produk di sini sangat terjangkau.
Perjalanan ini dilanjutkan dengan menuju tempat pengrajin kulit sebagai lokasi ke empat. Kami mengunjungi sebuah tempat produksi sekaligus toko kerajinan kulit milik masyarakat setempat. Selain tas, toko ini menjual sepatu, topi, sabuk dan kerajinan lainnya yang semuanya berbahan dasar kulit.
Masih di kampung yang sama, terdapat situs Nogobondo yang merupakan simbol pintu masuk ke Tuk Umbul yang mempunyai bentuk seekor naga panjang yang telah terpisahkan karena adanya sungai Gajah Wong. Sangat disayangkan situs ini usang dan tak terlihat begitu jelas.
Tepat di dekat reruntuhan situs, ada tempat produksi tempe. Alat-alat yang digunakan masih tradisional seperti alat untuk merebus kacang kedelai dan alat pengeringannya. Ditempat ini, pembuatan tempe dilakukan dengan total waktu selama empat hari. Selain mengetahui prosesnya, ditempat ini kami juga di sajikan beberapa macam olahan tempe salah satunya adalah mendoan. Enaknyaa.. Makan mendoan, masih anget, di tambah cabe rawit, gratis lagi hahaha.
Setelah istirahat sebentar sambil menunggu rombongan, perjalanan dilanjutkan ke lokasi ketujuh yaitu Omah Wisata Kampung Warungboto. Kami di iringi Bergodo Wirotirtobrojo. Prajurit ini dibawakan oleh pemuda Kampung Warungboto. Kami diantar menuju ke suatu rumah tempo dulu yang bardinding anyaman dan beratap genting tanah liat, Tempat ini dijadikan untuk istirahat dan makan siang. Saat tiba, kami langsung disuguhi makanan khas desa salah satunya adalah gudangan, yaitu sayuran yang direbus dan dicampur dengan kelapa parut. Selain itu ada juga hasil perkebunan seperti pisang rebus dan singkong. Rasanyapun tak kalah enak. Stup jambu lah yang aku pilih sebagai minumannya. Suasana semakin nyaman karena adanya pertunjukan gamelan dan cokekan yang merupakan musik tradisional jawa.
Karena waktu yang semakin siang dan panas matahari yang semakin terik, perjalanan dilanjutkan menuju lokasi kedelapan yaitu Situs Warungboto. Situs ini dulunya merupakan pesanggrahan yang digunakan sebagai pemandian karena ditempat ini ada sebuah umbul atau sumber mata air. Kami di sambut dengan tari garapan yang merupakan tarian dari daerah Warungboto yang diciptakan warganya sebagai salah satu simbol yang menceritakan tentang seseorang yang menghilangkan emosi maupun segala macam sifat buruk manusia dengan cara padusan. Tarian ini dilakukan oleh dua orang penari dan dua orang sebagai naga. Di iringi langsung dengan musik gamelan dan biasanya dipentaskan sebelum bulan puasa.
Karena jelajah sudah selesai, kami kembali ke Gembira Loka Zoo dan mengakhiri acara dengan mengelilingi kebun binatang dengan menaiki kereta keliling yang telah disediakan.
Posting Komentar
Posting Komentar